WAKIL REKTOR 1 UNTAG SURABAYA PIMPIN UPACARA HARI PAHLAWAN

  Rabu, 13 November 2019 - 13:50:30 WIB   -     Dibaca: 670 kali

Hari Pahlawan menjadi peringatan yang tak lekang dari sejarah bangsa Indonesia. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, kembali menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan pada Senin, (11/11). Bertindak sebagai inspektur upacara, Wakil Rektor 1 UNTAG Surabaya-Dr. IGN Anom Maruta, MM. Upacara bertempat di Lapangan Parkir Utara Gedung Graha Wiyata ini diikuti oleh tenaga kependidikan, dosen dan mahasiswa UNTAG Surabaya.

Di awal upacara dibacakan pesan-pesan Pahlawan Nasional, diantaranya adalah Ir. Soekarno, Nyi Ageng Serang, Jenderal Sudirman, Moh. Yamin dan Abdul Muis. “Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri,” tegas Jesica Pelilin dari Satmenwa 816/BS saat membacakan pesan dari Prof. Moh. Yamin, SH.

Dalam amanatnya, Anom membacakan Pidato Hari Pahlawan dari Menteri Sosial Republik Indonesia-Juliari P. Batubara. Dia menyampaikan, “Setiap Hari Pahlawan, warga Indonesia diingatkan kembali kepada peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, sebagai salah satu momen paling bersejarah dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Pada pertempuran tersebut, rakyat bersatu padu, berjuang, pantang menyerah melawan penjajah yang ingin menancapkan kembali kekuasaannya di Indonesia.”

Anom memaparkan, “Peristiwa Perang mengingatkan kita bahwa kemerdekaan yang kita rasakan saat ini tidaklah datang begitu saja, namun memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa dari para pendahulu negeri. Sebagaimana ungkapan salah seorang The Founding Fathers kita Bung Karno yang menyatakan bahwa hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar. Peringatan Hari Pahlawan kiranya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai tanah air dan menjaganya sampai akhir hayat.”

Senada dengan Menteri Sosial RI, Anom mengatakan bahwa momen Peringatan Hari Pahlawan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat berinovasi bagi anak-anak bangsa untuk menjadi pahlawan masa kini, sebagaimana tema peringatan hari pahlawan pada tahun ini. “Di samping itu upaya untuk menjadi Pahlawan Masa Kini dapat dilakukan oleh siapapun warga negara Indonesia, dalam bentuk aksi-aksi nyata memperkuat keutuhan NKRI. Seperti tolong menolong sesama yang terkena musibah, tidak melakukan provokasi yang dapat menggangu ketertiban umum, tidak menyebarkan berita hoax, tidak melakukan perbuatan merugikan orang lain dan sebagainya,” pungkas  Anom. (um/ze)

Hari Pahlawan menjadi peringatan yang tak lekang dari sejarah bangsa Indonesia. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, kembali menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan pada Senin, (11/11). Bertindak sebagai inspektur upacara, Wakil Rektor 1 UNTAG Surabaya-Dr. IGN Anom Maruta, MM. Upacara bertempat di Lapangan Parkir Utara Gedung Graha Wiyata ini diikuti oleh tenaga kependidikan, dosen dan mahasiswa UNTAG Surabaya.

Di awal upacara dibacakan pesan-pesan Pahlawan Nasional, diantaranya adalah Ir. Soekarno, Nyi Ageng Serang, Jenderal Sudirman, Moh. Yamin dan Abdul Muis. “Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri,” tegas Jesica Pelilin dari Satmenwa 816/BS saat membacakan pesan dari Prof. Moh. Yamin, SH.

Dalam amanatnya, Anom membacakan Pidato Hari Pahlawan dari Menteri Sosial Republik Indonesia-Juliari P. Batubara. Dia menyampaikan, “Setiap Hari Pahlawan, warga Indonesia diingatkan kembali kepada peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, sebagai salah satu momen paling bersejarah dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Pada pertempuran tersebut, rakyat bersatu padu, berjuang, pantang menyerah melawan penjajah yang ingin menancapkan kembali kekuasaannya di Indonesia.”

Anom memaparkan, “Peristiwa Perang mengingatkan kita bahwa kemerdekaan yang kita rasakan saat ini tidaklah datang begitu saja, namun memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa dari para pendahulu negeri. Sebagaimana ungkapan salah seorang The Founding Fathers kita Bung Karno yang menyatakan bahwa hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar. Peringatan Hari Pahlawan kiranya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai tanah air dan menjaganya sampai akhir hayat.”

Senada dengan Menteri Sosial RI, Anom mengatakan bahwa momen Peringatan Hari Pahlawan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat berinovasi bagi anak-anak bangsa untuk menjadi pahlawan masa kini, sebagaimana tema peringatan hari pahlawan pada tahun ini. “Di samping itu upaya untuk menjadi Pahlawan Masa Kini dapat dilakukan oleh siapapun warga negara Indonesia, dalam bentuk aksi-aksi nyata memperkuat keutuhan NKRI. Seperti tolong menolong sesama yang terkena musibah, tidak melakukan provokasi yang dapat menggangu ketertiban umum, tidak menyebarkan berita hoax, tidak melakukan perbuatan merugikan orang lain dan sebagainya,” pungkas  Anom. (um/ze)

Hari Pahlawan menjadi peringatan yang tak lekang dari sejarah bangsa Indonesia. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, kembali menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan pada Senin, (11/11). Bertindak sebagai inspektur upacara, Wakil Rektor 1 UNTAG Surabaya-Dr. IGN Anom Maruta, MM. Upacara bertempat di Lapangan Parkir Utara Gedung Graha Wiyata ini diikuti oleh tenaga kependidikan, dosen dan mahasiswa UNTAG Surabaya.

Di awal upacara dibacakan pesan-pesan Pahlawan Nasional, diantaranya adalah Ir. Soekarno, Nyi Ageng Serang, Jenderal Sudirman, Moh. Yamin dan Abdul Muis. “Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri,” tegas Jesica Pelilin dari Satmenwa 816/BS saat membacakan pesan dari Prof. Moh. Yamin, SH.

Dalam amanatnya, Anom membacakan Pidato Hari Pahlawan dari Menteri Sosial Republik Indonesia-Juliari P. Batubara. Dia menyampaikan, “Setiap Hari Pahlawan, warga Indonesia diingatkan kembali kepada peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, sebagai salah satu momen paling bersejarah dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Pada pertempuran tersebut, rakyat bersatu padu, berjuang, pantang menyerah melawan penjajah yang ingin menancapkan kembali kekuasaannya di Indonesia.”

Anom memaparkan, “Peristiwa Perang mengingatkan kita bahwa kemerdekaan yang kita rasakan saat ini tidaklah datang begitu saja, namun memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa dari para pendahulu negeri. Sebagaimana ungkapan salah seorang The Founding Fathers kita Bung Karno yang menyatakan bahwa hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar. Peringatan Hari Pahlawan kiranya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai tanah air dan menjaganya sampai akhir hayat.”

Senada dengan Menteri Sosial RI, Anom mengatakan bahwa momen Peringatan Hari Pahlawan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat berinovasi bagi anak-anak bangsa untuk menjadi pahlawan masa kini, sebagaimana tema peringatan hari pahlawan pada tahun ini. “Di samping itu upaya untuk menjadi Pahlawan Masa Kini dapat dilakukan oleh siapapun warga negara Indonesia, dalam bentuk aksi-aksi nyata memperkuat keutuhan NKRI. Seperti tolong menolong sesama yang terkena musibah, tidak melakukan provokasi yang dapat menggangu ketertiban umum, tidak menyebarkan berita hoax, tidak melakukan perbuatan merugikan orang lain dan sebagainya,” pungkas  Anom. (um/ze)

Hari Pahlawan menjadi peringatan yang tak lekang dari sejarah bangsa Indonesia. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, kembali menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan pada Senin, (11/11). Bertindak sebagai inspektur upacara, Wakil Rektor 1 UNTAG Surabaya-Dr. IGN Anom Maruta, MM. Upacara bertempat di Lapangan Parkir Utara Gedung Graha Wiyata ini diikuti oleh tenaga kependidikan, dosen dan mahasiswa UNTAG Surabaya.

Di awal upacara dibacakan pesan-pesan Pahlawan Nasional, diantaranya adalah Ir. Soekarno, Nyi Ageng Serang, Jenderal Sudirman, Moh. Yamin dan Abdul Muis. “Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri,” tegas Jesica Pelilin dari Satmenwa 816/BS saat membacakan pesan dari Prof. Moh. Yamin, SH.

Dalam amanatnya, Anom membacakan Pidato Hari Pahlawan dari Menteri Sosial Republik Indonesia-Juliari P. Batubara. Dia menyampaikan, “Setiap Hari Pahlawan, warga Indonesia diingatkan kembali kepada peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, sebagai salah satu momen paling bersejarah dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Pada pertempuran tersebut, rakyat bersatu padu, berjuang, pantang menyerah melawan penjajah yang ingin menancapkan kembali kekuasaannya di Indonesia.”

Anom memaparkan, “Peristiwa Perang mengingatkan kita bahwa kemerdekaan yang kita rasakan saat ini tidaklah datang begitu saja, namun memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa dari para pendahulu negeri. Sebagaimana ungkapan salah seorang The Founding Fathers kita Bung Karno yang menyatakan bahwa hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar. Peringatan Hari Pahlawan kiranya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai tanah air dan menjaganya sampai akhir hayat.”

Senada dengan Menteri Sosial RI, Anom mengatakan bahwa momen Peringatan Hari Pahlawan ini diharapkan dapat membangkitkan semangat berinovasi bagi anak-anak bangsa untuk menjadi pahlawan masa kini, sebagaimana tema peringatan hari pahlawan pada tahun ini. “Di samping itu upaya untuk menjadi Pahlawan Masa Kini dapat dilakukan oleh siapapun warga negara Indonesia, dalam bentuk aksi-aksi nyata memperkuat keutuhan NKRI. Seperti tolong menolong sesama yang terkena musibah, tidak melakukan provokasi yang dapat menggangu ketertiban umum, tidak menyebarkan berita hoax, tidak melakukan perbuatan merugikan orang lain dan sebagainya,” pungkas  Anom. (um/ze)


KOMENTAR